Laman

Google Penelusuran

Gunung Merapi

Gunung Merapi

Senin, 01 November 2010

Aktivitas Anak Krakatau Tak Picu Tsunami

Aktivitas Anak Krakatau Tak Picu Tsunami  

30/10/2010 23:02
Liputan6.com, Bandung: Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan bahwa aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda tidak akan menimbulkan tsunami. "Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api muda yang terus erupsi dengan tipe stromboli, namun tidak akan memicu terjadi tsunami," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, M Suchyar di Bandung, Sabtu (30/10).

Menurut dia, Gunung Anak Krakatau saat ini berstatus waspada atau level II, meski demikian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan agar warga tidak melakukan pendaratan di gunung api yang muncul di permukaan laut itu. Menurut Suchyar, masyarakat tidak boleh terjebak isu yang mengaitkan aktivitas Gunung Api Anak Krakatau dengan potensi tsunami.

Gunung api itu, kata dia, akan terus aktif sesuai dengan karakter gunung api muda dan tidak memicu tsunami. "Aktivitas letusan Anak Krakatau itu di kawah aktif dengan ketinggian sekitar 300 meter dari permukaan laut. Tidak akan terjadi tsunami, masyarakat jangan terjebak isu yang tidak jelas sumbernya," kata Suchyar.

Selain itu, abu letusan gunung api itu selama ini tidak mengganggu penerbangan karena ketinggiannya paling tinggi sekitar 1.500 meter, sedangkan jalur penerbangan di atas ketinggian 20.000 kaki. Gunung api itu sejauh ini diawasi intensif dari Posko Gunung Api Anak Krakatau di wilayah Serang Banten.

Lebih lanjut, Suchyar menyebutkan karakter gunung api muda seperti Anak Krakatau memang selalu aktif dan mengeluarkan energinya secara menerus. Gunung api itu terbentuk di kaldera Gunung Krakatau dan muncul pertama kali kepermukaan laut tahun 1927. "Anak Krakatau termasuk gunung api muda, aktivitasnya cukup intensif. Selama 73 tahun ketinggiannya tumbuh dan telah mencapai 400 meter," kata Suchyar.

Sementara itu terkait fenomena gempa bumi yang sekarang banyak terjadi dengan aktifitas gunung api, kata Suchyar tidak berpengaruh, buktinya gempa 7,2 SR di Mentawai tidak banyak berpengaruh terhadap aktifitas gunung api di kawasan Sumbar. "Gempa tak memicu aktivitas gunung api, meski memang peningkatan aktivitas gunung api ditandai kegempaan, namun bila skala awas (level III) mungkin saja bisa berpengaruh," pungkasnya.(ADO/Ant)

Ini Daftar 22 Gunung Api di Atas Normal

Ini Daftar 22 Gunung Api di Atas Normal  

Taufik Hidayat
31/10/2010 10:41
Liputan6.com, Bandung: Gunung Merapi sudah meletus. Hingga kini status awas masih disandang gunung tersebut. Namun, selain Merapi, ternyata masih ada 21 gunung api di Indonesia yang berstatus waspada. Hal ini dikatakan Kepala Badan Geologi R. Sukhyar ketika ditemui baru-baru ini di Bandung, Jawa Barat.

Menurut Sukhyar, penetapan status normal ke waspada menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas di gunung api tersebut. Namun, bukan berarti semua gunung tersebut akan meletus. Ini berbeda dengan anak Gunung Krakatau yang terus mengeluarkan letusan kecil, meski berstatus waspada. Hal ini terjadi karena karakteristik Krakatau memang begitu.

Khusus untuk Krakatau, kata Sukhyar, pihaknya sudah merekomendasikan agar gunung tersebut jangan dulu disinggahi. Bahkan para nelayan juga diimbau untuk tidak mendekat dalam radius satu kilometer dari pantai Gunung Krakatau.

Berikut data di Badan Geologi Kementerian ESDM terkait gunung api yang berstatus di atas normal:

1. Seulawah Agam (NAD) dengan status waspada
2. Sinabung (Sumatra Utara) dengan status waspada
3. Talang (Sumatra Barat) dengan status waspada
4. Kaba (Bengkulu) dengan status waspada
5. Kerinci (Jambi) dengan status waspada
6. Anak krakatau (Lampung) dengan status waspada
7. Papandayan (Jawa Barat) dengan status waspada
8. Slamet (Jawa Tengah) dengan status waspada
9. Bromo (Jawa Timur) dengan status waspada
10. Semeru (Jawa Timur) dengan status waspada
11. Batur (Bali) dengan status waspada
12. Rinjani (NTB) denmgan status waspada
13. Rokatenda (NTT) dengan status waspada
14. Sangeang Api (NTB) dengan status waspada
15. Egon (NTT) dengan status waspada
16. Soputan (Sulawesi Utara) dengan status waspada
17. Lokon (Sulawesi Utara) dengan status waspada
18. Gamalama (Maluku Utara) dengan status waspada
19. Dukono (Maluku Utara) dengan status waspada
20. Ibu (Maluku Utara) dengan status siaga
21. Karangetang (Sulawesi Utara) dengan status siaga
22. Merapi (DIY dan Jawa Tengah) dengan status awas.(ULF)